Sumber www.traxmagz.com
Pemandangan konser Slank kali ini sedikit berbeda. Tidak ada
bendera berlogo kupu-kupu menjulang di kerumunan, tidak nampak pula
gerombolan Slankers penghemat air mandi, tetapi yang tampak di
sekeliling luar Ballroom adalah poster besar, foto band, beberapa
instalasi berupa atribut-atribut penghargaan yang sudah diraih Slank
dan biografi perjalanan Slank yang dapat dilihat oleh para pengunjung.
Para penonton yang hadir pun disebut dengan panggilan 'Slankers Wangi',
karena memang harga tiket konser ini yang terbilang cukup mahal. Mereka
sudah mulai berdatangan sejak pukul 16.00 WIB pun mulai mengantri untuk
masuk ke dalam Ballroom sekitar pukul 20.00 WIB.

Gimmick di venue konser malam itu seakan didesain untuk
menunjukkan bahwa band yang berkiprah sejak tahun 1983 ini memang
pantas mendapatkan tempat tersendiri yang spesial di sebuah area
''berkelas", tempat dimana biasanya hanya musisi-musisi internasional
sajalah yang dapat tampil. Slank memang menunujukkan kapasitasnya
sebagai band papan atas yang bertaring malam itu yang semakin
ditegaskan dengan bumbu spesial konsep kolaborasi dengan banyak musisi
dan artis, serta sisipan penggunaan aransemen lagu dengan choir dan
orkestra.
Konser pun dimulai, dan Hilbam Dunar selaku MC memanggil Kaka,
Bim-bim, Ridho, Abdee, dan Ivanka menuju singgasana Slank, yang
berhadapan dengan panggung konser I Slank U ini. Setelah para personil
duduk, mereka menerima sebuket bunga secara simbolis dari salah satu
perwakilan dari Yayasan untuk para penderita HIV/AIDS, Syair Untuk
Sahabat. Yap, bisa dilihat di logo konser I Slank U tulisan dibalut
dengan pita merah yang merupakan kepedulian mereka terhadap penderita
HIV/AIDS dan sebagian dari hasil konser ini telah disumbangkan kepada
penderita HIV/AIDS.
Slank tampil setalah beberapa musisi/band pengisi line-up Tribute
to Slank seperti Naif, Dira, Sashi, Alexa, dan Tika membawakan tembang
hits “I Miss U But I Hate U”, “Memang”, “Foto Dalam Dompetmu”, “#1”,
“Jakarta Pagi Ini”, “Terlalu Manis”, “Mawar Merah”, “Kirim Aku Bunga”.
Sayangnya, lagu “Kalah” dan “Koepoe Liar” terdengar kurang pas saat
dibawakan oleh Pure Saturday karena mungkin karakter sang vokalis band
asal Bandung ini menurut penulis kurang cocok menyanyikan lagu-lagu
Slank.

Ketika waktu menunjukkan pukul 22.30 WIB, lagu “Pulau Biru” yang
dibawakan choir beserta orkestranya menuntun Slank berjalan dari
singgasana ke panggung. Mereka membuka konser dengan membawakan lagu
"Bang-bang Tut", "Tong Kosong", "Virus", "Mars Slankers", "Lo Harus
Grak", "Jurus Tandur", "Garuda Pancasila", dan "Pak Tani" secara medley.

“Bidadari Penyelamat” dibawakan apik dengan format solo oleh
Bim-bim, menyusul kemudian duet Kaka dan Bim-bim di lagu “Lorong Hitam”
yang diambil dari album keenam mereka Lagi Sedih . Setlist
Slank malam itu memang tak lepas dari hits-hits mereka selama ini,
seperti, “Anyer 10 Maret”, “Piss”, “Ketinggalan Jaman”, “Kilav”,
“Gara-gara Kamu”, “Lembah Baliem”, “Maafkan”, “Ku Tak Bisa”, “Reaksi”,
“Poppies Lane Memory”, dan tentunya “Orkes Sakit Hati”. “Pandangan
Pertama” dibawakan Kaka bersama Poppy Sovia dan Yuyun Arfah. Slankids
Mezzaluna, Tallulah, dan Kay ikut tampil di lagu “Kupu Biru”.
Sayangnya, kesalahan teknis mic yang mati ketika Slank tampil bersama
Poppy Sovia, cukup dirasa mengganggu.

“Terbunuh Sepi” yang diambil dari album Generasi Biru dipilih
menjadi lagu penutup dari konser spektakuler ini dan tentu saja sukses
membius semua yang hadir disana. <pohan