Sumber www.pedomannews.com

JAKARTA, PedomanNEWS – Mungkin
bagi masyarakat saat ini nama Lokanantan sangat asing bahkan
bertanya-tanya ketika ditanya nama ini namun bagi musisi Glenn Fredly
keberadaan nama itu sangat berarti dan bersejarah.
Lewat
Lokananta, Glenn Fredly bersama Bakucakar Band merekam ulang 11 lagu
hitsnya di studio yang boleh dibilang satu tingkat lebih bagus daripada
Abbey Road yang ada di London, Inggris.
Ketika
ditanya kenapa Lokananta yang dijadikan tempat untuk merekam lagu
hitsnya, dikarenakan adanya kegalauan ketika melihat lokasi itu pada
malam tahun baru 2012 setelah mengibur warga Solo dan kebetulan tempat
menginap dirinya dekat dengan studio itu.
“Kalau
ditanya soal Lokananta saya galau.. masuk ke dalam itu merinding
rasanya dan seperti dejavu. dari sana lah kita putuskan untuk membuat
DVD live, dimulai dari Januari dan Maret selama lima hari di Solo,”
ucapnya
Sementara
menurut Andi, salah satu karyawan dari Studio Lokananta yang hadir
dalam peluncuran CD dan DVD Glenn Fredly & Batuucakar [live at]
LOKANANTA di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta mengatakan bahwa
Lokananta hari-hari hanya digunakan untuk latihan gamelan dan mati tidak
ada aktivitas disana bahkan untuk merawat alat disana hanya diservis
sendiri agar tidak ada rayap yang hinggap di setiap elemen yang ada ada
disana.
“Cuma
dipakai untuk gamelan dan mati tidak ada aktivitas sama sekali, alat
yang ada kita servis sendiri dan berharap tidak ada rayap,” ucapnya
dengan liri.
Ketika
ditanya apakah ada perhatian dari negara Andi mengatakan bahwa hingga
hari ini tidak ada perhatian sama sekali perhatian dari negara bahkan
untuk menggaji para karyawan yang berjumlah 20 orang dari kantong mereka
sendiri namun dirinya tetap bangga masih bisa menjaga sekitar 5000
master piece lagu Indonesia.
“Tidak
ada perhatian dari negara termasuk dana bahkan untuk mengganti gaji,
kami dengan uang kami sendiri namun kami bisa menjaga 500 masterpiece
lagu Indonesia,” ucapnya
Sementara
itu Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) mengatakan siap untuk
mengelola Lokananta bersama dengan para musisi jika negara tidak sanggup
untuk menjaga dan merawat pusat sejarah music Indonesia in.
“Jika
negara tidak mampu menjalankan Lokananta, HIPPI dan musisi siap untuk
menjalankan itu semua,” ucap Yani Motik Ketua HIPPI yang disambut tepuk
tangan
Glenn
pun berpesan agar Lokananta dikembalikan sebagai heritage music dan
groundzero music Indonesia, kalau mau go internasional agar dimulai dari
rumah sendiri
“Kembalikan
Lokananta sebagai herritage musik dan groundzero musik Indonesia, Musik
Indonesia kalau mau go international itu mulai dari rumahnya sendiri,
bro!", ungkapnya.
Untuk
informasi, Studio Lokananta berada di Kota Solo, digagas oleh R Maladi
pada tahun 1950-an sebagai label pertama dan terbesar di Indonesia, di
dalam gedung ini sendiri terdapat lebih dari 40,000 piringan hitam music
tradisional dari Sabang sampai Merauke dari Miangas hingga Pulau Rote,
5,000 lebih rekaman music tradisional, pop,keroncong, jazz era 1950
hingga 1980.
Selain
itu di dalam gedung Lokananta, yang arti namanya gamelan para dewa di
kahyangan yang dapat berbunyi walau tanpa ditabuh, ada piringan hitam
yang berisi pidato proklamasi Bung Karno dan juga para pemimpin saat itu
seperti Nehru dari India, Nikita Krushcev dari Rusia, disini juga lagu
Indonesia Raya dan Bengawan Solo di rekam.
Saat
ini Lokananta diibaratkan mati segan hidup pun ogah karena tidak adanya
perhatian secara nurani dan bahkan saat ini hanya dijadikan sebagai
sarana bermain futsal dikala sore serta sedang diincar oleh para taipan
Indonesia dan internasional untuk dijadikan hotel dengan nuansa budaya
tradisional
Rhesa Ivan Lorca