Press Release
JAKARTA, 12 Agustus 2015 - Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70
Kemerdekaan Republik Indonesia, pemerintah bekerja sama dengan Panitia Nasional Gerakan Ayo Kerja 70 Tahun Indonesia Merdeka (G70) menyelenggarakan kegiatan pesta rakyat yang menampilkan parade kebudayaan nusantara dan melibatkan ribuan masyarakat, pelaku seni, budayawan hingga figur-figur terkemuka. Perhelatan bertajuk “Karnaval Khatulistiwa” ini akan
digelar pada 22 Agustus 2015 di Pontianak, Kalimantan Barat.
Selain untuk memperingati hari kemerdekaan RI, karnaval yang akan dibuka oleh Presiden
Republik Indonesia Joko Widodo dan dihadiri sejumlah menteri ini bertujuan untuk membangkitkan rasa kemandirian dan optimisme bangsa menghadapi tantangan ke depan.
“Saat ini kita sedang menghadapi tantangan berupa pelambatan ekonomi, namun sebagai bangsa
yang punya potensi begitu besar, kita harus tetap optimistis mampu melewati tantangan itu. Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita bangsa yang besar, plural, damai, sekaligus kreatif. Banyak
sumber daya khatulistiwa yang juga bisa kita tunjukkan ke dunia. Untuk tahun ini, pilihan jatuh
pada Pontianak sebagai daerah perbatasan yang memiliki banyak sungai yang bermuara di laut.
Ini deklarasi budaya bahwa kita bangsa maritim, agar karnaval besar ini bisa dilanjutkan
masyarakat dan pemerintah daerah. Diharapkan kegiatan ini digelar rutin setiap tahun dengan
lokasi yang berbeda dan diselenggarakan oleh daerah atau provinsi secara mandiri,” ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Pratikno menambahkan, pelaksanaan Karnaval Khatulistiwa berlandaskan pada tema peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI, yaitu “Ayo Kerja”. Kegiatan karnaval juga berpedoman pada upaya mendorong seluas mungkin kreativitas masyarakat serta mengedepankan hiburan khas
daerah.
Ketua Panitia Karnaval Khatulistiwa Jay Wijayanto mengatakan, Karnaval Khatulistiwa berisi
rangkaian kegiatan yang mencakup karnaval darat dan air (sungai), dan panggung hiburan yang menampilkan sejumlah artis dan musisi papan atas. Acara ini akan dimulai dengan karnaval darat dari rumah Bentang (rumah adat Kalimantan Barat) menuju alun-alun Kapuas dengan jarak tempuh kurang lebih lima kilometer. Karnaval darat ini menampilkan arak-arakan kendaraan hias dan pejalan kaki yang menggunakan kostum adat dayak dan melayu. Karnaval juga melibatkan sekitar 500 penari dayak dan 50 kelompok seni Kalimantan Barat.
“Rencananya, Presiden Jokowi akan ikut dalam karnaval dengan dikawal oleh barisan ksatria Dayak,” ujar Jay.
Jay melanjutkan, peserta karnaval darat bukan saja berasal dari wilayah Kalimantan Barat, tapi juga dari 15 provinsi kekhasan budaya masing-masing daerah. Selain budaya daerah, karnaval juga diramaikan oleh pertunjukan marching band dari sekolah-sekolah terpilih, di antaranya SMA Bhayangkari, dan SMA St. Paulus.
Usai karnaval darat, kegiatan dilanjutkan dengan karnaval air menyusuri sungai Kapuas Besar dan Kapuas Kecil menggunakan sampan atau perahu tradisional yang dihias. Sebanyak 1.500 perahu hias dari 18 provinsi termasuk Kalimantan Barat akan berpartisipasi dalam karnaval air ini.
Konvoi perahu hias akan dilepas oleh Presiden okowi dengan menyalakan meriam karbit dari
anjungan depan Masjid Sultan Abdurrahman yang dibangun pada tahun 1771. “Supaya terlihat megah, akan dijajarkan sekitar 6 – 10 perahu sekali jalan,” kata Jay.
Sebagai pamungkas rangkaian kegiatan Karnaval Khatulistiwa, pada malam hari akan digelar
panggung hiburan rakyat yang menampilkan sejumlah artis dan musisi, antara lain grup musik
Slank, Ello dan beberapa artis lokal. Selain itu akan ada pertunjukan kembang api untuk melengkapi suasana perayaan hari kemerdekaan.
Karnaval Khatulistiwa di Pontianak menjadi puncak dari serangkaian kegiatan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang diinisiasi pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah, badan usaha milik negara (BUMN) dan G70, yaitu Panitia Nasional Gerakan Ayo Kerja 70 Tahun Indonesia Merdeka yang bekerja berlandaskan surat tugas dari Menteri Sekretaris negara.