Media Rilis
Kunjungan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf ke Korea Selatan, Rabu-Jumat (9-11/12) merupakan respons langsung dari penugasan Presiden RI Joko Widodo. Duabelas menteri yang telah ditunjuk sebagai penghubung harus mampu menarik investor dalam skala lebih besar. Sejumlah perubahan regulasi dan kebijakan investasi pun telah disiapkan, tidak terkecuali bidang ekonomi kreatif.
Korea Selatan dianggap sebagai negara yang berhasil menjalankan program ekonomi kreatif. K-Pop hingga beragam produk turunan sinema dan televisi Korea mampu mengglobal. Perangkat lunak, game hingga start-up Korea telah memainkan peran penting dalam industri kreatif dunia. Termasuk produk makanan olahan yang masih sangat minim investasi, dibanding investasi produk manufaktur seperti otomotif dan elektronik. Bekraf melihat celah lebar dalam menarik minat pelaku industri kreatif Korea berinvestasi di Indonesia.
“Kami ingin menawarkan kepada pelaku industri ekonomi kreatif Korea Selatan untuk lebih banyak berinvestasi di Indonesia. Serta mendorong iklim usaha yang lebih kondusif dengan kepastian regulasi melalui dukungan pemerintah,” jelas Triawan Munaf. Ditambahkannya, perubahan regulasi dan daftar negatif investasi yang sedang dipertimbangan BKPM untuk diubah, harus mampu dipahami calon investor dan mendorong iklim investasi yang sehat. Bekraf melihat sejumlah perubahan kebijakan investasi ini akan memberi pengaruh positif bagi investasi industri kreatif indonesia.
Dalam tugasnya sebagai penghubung percepatan investasi Korea di Indonesia, Triawan Munaf bersama Menteri Perdagangan Tom Lembong, didampingi Duta Besar Indonesia untuk Republik Korea, John Prasetio. Mereka bertemu pimpinan POSCO, DR. Kwon Ohjoon, Presiden & CEO Samsung Global Operation, Sang Jin Park, CEO Korea Development Bank, Hong Kyttack. Perubahan sejumlah kebijakan dan regulasi yang memberi kepastian investasi, disambut antusias sejumlah pengusaha.
Triawan Munaf juga bertemu jajaran pimpinan CJ Entertainment & Media (CJ E&M). Kepala Bekraf kembali membuka peluang investasi seluas-luasnya bagi CJ Group. Kepastian regulasi dan birokrasi yang selama ini dianggap sebagai penghambat, dicoba untuk ditemukan jalan keluar. Bekraf maupun CJ melihat bahwa investasi di industri kreatif akan berdampak positif bagi peningkatan kapasitas dan perluasan tenaga kerja. Tidah terkecuali pertumbuhan industri kreatif bagi kedua negara.
Mie Kyung Lee, Vice Chairman CJ E&M yang juga dikenal dengan nama Miky Lee, menceritakan perjalanan panjang perusahaannya. Sejak Korea belum memiliki bioskop multiplex, dan baru memilikinya tahun 1998, hingga CJ Group mampu menjadi raksasa di berbagai sub-sektor industri kreatif, di antaranya: perfilman, musik, televisi, game hingga animasi. Keberhasilan Korea Selatan pun pada akhirnya menjadi salah satu pemimpin di konvergensi industri kebudayaan dengan sasaran pasar dunia.
Melalui subsidiarinya, CJ Group telah menjadi raksasa di berbagai sektor ekonomi kreatif Korea antara lain CJ Cheil Jedang, CJ Entertainment (Film Production & Investor), CJ Entertainment & Media (TV Broadcasting), and CJ CGV (Cinema Chain).
Selain itu, melalui perusahaan yang dimiliki Lee Seung Hyun atau dikenal dengan nama Seungri Big Bang, Triawan Munaf mendapat tawaran memfasilitasi pembuatan program audisi bagi talenta Indonesia di bidang musik. Sistem pengembangan talenta ini akan dilaksanakan di Korea, dan mendorong mereka hingga ke pentas internasional.
Mereka bersepakat untuk segera melakukan langkah-langkah awal lebih konkrit, sebagai tindak lanjut pertemuan awal ini. Triawan Munaf juga mengatakan bahwa bersama BKPM dan kementerian terkait akan mengawal kehadiran para investor Korea ini, dan siap membantu mempermudah mereka berinvestasi di Indonesia.
Pada hari ketiga dari kunjungannya di Korea dalam rangka membantu percepatan investasi Korea di Indonesia, Kepala Bekraf Triawan Munaf, mengunjungi KITA (Korean International Trade Association) di Seoul.
Dalam pertemuan yang dihadiri Mendag Thomas Lembong dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea
John Prasetio, Triawan Munaf memberikan keyakinan kepada Chairman & CEO Korea International Trade Association (KITA) Kim In-Ho bahwa segala aspek yang menghambat kelancaran proses investasi akan diatasi melalui koordinasi dengan instansi-instansi terkait.
Disampaikan oleh Chairman Kim, bahwa walaupun pemerintah Indonesia telah banyak melakukan usaha-usaha untuk memperbaiki iklim investasi namun masih banyak regulasi-regulasi yang menyulitkan operasi perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia. Situasi ini berpotensi membalikan arah kerjasama ekonomi kedua negara dari positif menjadi negatif.
Selain bertemu dengan KITA, pada hari yang sama Triawan Munaf mengunjungi KOCCA (Korean Creative Content Agency) di lokasi Content Korea Lab. Dalam diskusi dengan jajaran manajemen KOCCA yang dipimpin Presiden KOCCA, Song Seok Kak, disepakati kerjasama yang lebih erat dan konkrit di antara kedua belah pihak melalui pembaharuan MoU yang sudah habis masa berlakunya.
Pihak KOCCA melalui pengalaman dan teknologinya akan membantu BEKRAF untuk menciptakan kreasi-kreasi dan konvergensi budaya yang baru.
Selain itu KOCCA akan menggandeng Korean Exim Bank melalui pendanaan untuk merealisasikan investasi pembangunan sentra Ekonomi Kreatif di Indonesia bagi inkubasi, mentoring dan pelatihan untuk konvergensi bisnis konten yang diarahkan bagi pasar global.