
Jakarta, 28 Oktober 2016.
Di hadapan Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada Ibu Menteri dan jajaran Perusahaan dibawah Induk BUMN dengan diluncurkannya Hotel Indonesia Group di Jakarta, hari ini; sebagai suatu bentuk Indonesia Incorporated!
Acara Peresmian yang bertempat di Gedung Patra Jasa Office Tower, Jakarta ini selain memperkenalkan _portal/website_ HIG dan meresmikan logo untuk memperkuat identitas Hotel Indonesia Group, penandatanganan kerjasama antara HIG dan 16 BUMN lainnya untuk kebutuhan supply chain, SDM, dan hotel management.
*Hotel Indonesia Group dibentuk sejalan dengan pencanangan Pariwisata sebagai _core business_ di Indonesia. Oleh sebab itu, kebutuhan akomodasi menjadi bagian penting untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan Nusantara dan Mancanegara.*
Untuk menyikapi hal tersebut, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian BUMN membentuk konsolidasi seluruh hotel yang dimiliki BUMN dalam sinergi Hotel Indonesia Group (HIG). Tahap pertama adalah sinergi antar hotel yang dimiliki oleh PT Hotel Indonesia Natour (HIN), PT Patrajasa (anak usaha PT Pertamina), dan PT Aero Wisata (anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk).
Sinergi yang dibangun ini memiliki visi dan misi menjadikan Hotel Indonesia Group menjadi hotel chain terbesar di Indonesia sehingga hotel-hotel tersebut menjadi tuan rumah di negeri sendiri, yang memudahkan dan memberi pelayanan terbaik kepada para wisatawan asing maupun lokal, dengan mengedepankan keramahtamahan Indonesia yang bertaraf internasional.
Saat ini HIG terdiri dari 26 hotel yaitu 7 hotel milik Aerowisata, 12 hotel milik Hotel Indonesia Natour, dan 7 hotel milik PatraJasa, tersebar di beberapa lokasi strategis dengan variasi kelas mulai dari bintang 2 hingga bintang 5. Pada kesempatan peresmian HIG ini juga 9 hotel milik Pegadaian (Pesona Hotel), dan 1 hotel milik Taman Wisata Candi yang berlokasi di Kawasan Candi Borobudur secara resmi menjadi bagian dari HIG. Diharapkan selanjutnya hotel milik BUMN lainnya akan menyusul bergabung dengan HIG.
Dengan adanya jaringan perhotelan di bawah HIG, pelanggan mendapatkan variasi hotel yang sesuai dengan kebutuhannya demikian juga bagi anggota yang bergabung dengan HIG akan merasakan manfaat di bidang pemasaran, dan efisiensi dalam pengadaan kebutuhan masing-masing hotel karena HIG didukung sepenuhnya oleh BUMN lainnya yang mendukung fasilitas yang disajikan kepada pelanggan, mulai dari kebutuhan kamar, restaurant, dan lain sebagainya, karena dilakukan secara terpadu.
Menpar Arief Yahya, yang juga ber-reuni dengan sesama Jajaran Dirut dibawah BUMN di acara ini, dalam kesempatan ini menuangkan ide bisnisnya, dimana :
1. Sources of Synergy : 3 S dan 3 B
a. Scale : Getting bigger (Economic of Scale bersaing dengan International Hotel Chain)
b. Scope : Getting broader (Tourism and Property, Tourism and Transportation)
c. Skill : Getting better (Collaborative Innovation)
2. PDB, Devisa, dan Tenaga Kerja
a. PDB : 10%, tumbuh tinggi, 170%
b. Devisa : Nomor 4, tumbuh tertinggi, 2%.
c. Tenaga Kerja : Nomor 4, 30%, USD 5.000
3. Investasi Pariwisata
a. 2014 : USD 700 Juta, 2015 : USD 1 M, 50%, PMA 70%, PMDN 30%, Investasi Akomodasi : 60%
b. Semester I 2016 : USD 858 Juta, Proyeksi USD 1,5 M, 50%
c. Pemberian _Privilege_ bagi investor di 10 Destinasi Prioritas
4. Akomodasi Negara Kepulauan Besar (Indonesia)
a. Total kebutuhan 100.000 kamar, Hotel Bintang dan Non Bintang : 18.000 Hotel, Akomodasi lainnya (Villa, Pondok Wisata, Motel) : 18.000 unit
b. _Live on board_ : Kebutuhan 10.000 kamar, Transport Company, Hotel Company, Sinergi BUMN (Fly and Cruise)
c. Homestay : Kebutuhan : 100.000 kamar, KPH (Kredit Pemilikan Homestay), dan Perumnas
-0-
Sekretariat Menpar,
Salam Pesona Indonesia!