
JAKARTA – Niatan salah satu stasiun TV di Prancis untuk mengibarkan Morotai di daratan Eropa akhirnya melebar kemana-mana. Sejak
pertengahan Agustus 2016, tak hanya Morotai yang disorot kamera TV M6 dan W9 Perancis. Kekayaan kuliner dan panorama alam Jakarta, Ternate dan Tidore, hingga Manado, juga ikut diabadikan. Semuanya, akan ditayangkan akhir September 2016.
“Sejak 17 Agustus hingga 24 Agustus saya mendampingi seluruh kru Perancis. Dari mulai Jakarta, Morotai, Ternate dan Tidore sampai
Manado, masuk bidikan kamera. Semua tim kru M6 dan W9 sangat senang. Kuliner, panorama yang indah dan keramahtamahan penduduk Indonesia membuat mereka merasa di rumah,” terang Eka Moncarre, Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Kemenpar di Paris, Jumat (2/9).
Sejak tiba di Jakarta, seluruh kru M6 dan W9 memang sudah excited. Mereka hanya istirahat dua jam untuk di hotel Mercure Sabang. Setelah itu langsung mengeksplorasi kuliner, pusat belanja, souvenir dan spa khas Indonesia. Dari paparan Eka, saat di Jakarta, seluruh kru termasuk Stephane Rotenberg, pembawa acara TV favourite dan terkenal di Perancis, langsung singgah di Restaurant Lara Djonggrang. Semuanya kompak menjelajah restoran dan melihat fasilitas bandara Soekarno-Hatta.
Setelah itu, rombongan diajak mengunjung Sarinah, pusat perbelanjaan yang juga merupakan simbol dari warisan dan budaya Indonesia. “Pengambilan gambar dimulai dari L'Atelier Du Chocolat. Setelah itu batik dan souvenir khas Indonesia. Bagi mereka semuanya sangat istimewa,” terang Eka.
Pengambilan gambar di Jakarta tak berhenti sampai di situ. Setelah itu, masih ada sensasi Martha Tilaar Spa Gandaria yang dijajaki.
Pengalaman satu hari candle massage dan penyajian persiapan pijat dan lulur menjadi hal wajib yang ikut didokumentasikan. “Semuanya terkesan dengan spa Indonesia. Pengalaman dan sensasinya tak pernah mereka jumpai di belahan bumi manapun,” pungkas Eka. Untuk urusan kuliner, kru TV M8 dan W9 memilih Marco Restaurant di Pondok Indah Mall. Atraksi Cooking Demo yang diperagakan Chef Marco ikut didokumentasikan. “Di sini mereka melihat bagaimana makanan indonesia dimasak oleh Chef Indonesia,” ungkap Eka.
Eksplorasi berikutnya dilanjutkan di Morotai. Dari 18-20 Agustus , seluruh kru tv Prancis langsung tancap gas mengabadikan banyak hal. “Kami menikmati Aloha Resort. Layanan dan kamarnya sangat bagus. Kami menikmati makanan laut segar serta rempah-rempah yang menarik. Dan pada malam harinya, kami ikut BBQ di pantai dengan api unggun, tarian dan musik. Semua diorganisir dengan sempurna,” papar Eka.
Keesokan harinya, seluruh kru kembali dikejutkan dengan keramahtamahan
penduduk lokal. Pasar Lokal dengan Bentor sebagai angkutan tradisional di Morotai dinggap sangat unik. Begitu juga dengan perayaan karnaval kemerdekaan yang kaya warna. “Semuanya jadi subyek liputan,” pungkas Eka.
Pengalaman lain yang tak kalah fantastisnya adalah mengeksplorasi Kolorai dan Pulau Dodola. “Saat melihat dari udara, kru-kru M6 dan W9 hanya bisa mentakan satu kata: Mengesankan!” kenang Eka.
Di Pulau Kolorai, selain merekam keindahan alamnya yang wow, kru tv Prancis juga mengunjungi pengrajin tikar dan ikan asin. Di sini lagi-lagi seluruh kru mendapat sambutan hangat nan ramah. Makan siang disiapkan oleh penduduk desa. Dan semua kru, makan dengan lahap. “Ini sangat baik untuk menunjukkan kepada dunia betapa ramahnya orang-orang Indonesia,” tambah Eka.
Sementara di Pulau Dodola, seluruh kru juga diajak mengeksplorasi keindahan alam di sana. Panorama pasir putih dan desa-desa yang ada di dalamnya ikut dipuji. Sayang, beberapa cottage ada yang dibiarkan tak terurus, ditinggalkan pemiliknya. “Kesan keseluruhan, Morotai itu sangat indah. Penduduknya hidup rukun. Morotai memiliki tradisi, budaya dan alam yang indah. itu harus dijaga,” ungkap Eka.
Setelah Morotai, ada Ternate dan Tidore yang dijelajahi 20-22 Agustus 2016. Dari mulai Keraton Ternate, pasar tradisional lokal Ternate, Fort Oranje, semua disusuri. Bahkan transportasi speedboat yang menghubungkan Ternate dan Tidore, pelabuhan, persiapan pesta lokal Liliyan, proses panen cengkeh dan pala di salah satu desa, ikut direkam dengan menggunakan drone. “Kami dijamu di rumah rakyat dengan musik, tarian tradisional dan
bambu gila. Tim TV sangat tersentuh oleh kebaikan orang dari Ternate. Itu momen yang tak terlupakan bagi mereka,” sambung Eka.
Ternate dan Tidore memang pulau yang indah. Pulau itu menyimpan sejarah penting bagi Eropa. Sayangnya, banyak orang di Perancis belum tahu tentang pulau ini. Padahal, di sinilah asal muasal rempah-rempah seperti cengkeh dan pala. “Kita perlu membuat lebih banyak promosi tentang rempah-rempah di Perancis. Mudah-mudahan dengan film ini, lebih banyak lagi wisatawan Perancis yang berkunjung ke Ternate dan Tidore,” harap Eka.
Petualangan kru tv Prancis akhirnya berakhir di Manado. Dari 22-24 Agustus 2016, seluruh kru tak henti mengabadikan pagoda unik di
Tomohon. Setelah itu, ada Pulau Nain yang diabadikan dengan drone. “Pasir Timbul Pulau Nain sangat indah. Saat surut, pulaunya terlihat jelas. Sementara saat pasang, ada kolam renang alami untuk berenang. Ini bisa menjadi obyek wisata baru untuk Manado,” papar Eka.
Nah, seluruh hasil rekaman tadi akan ditayangkan akhir September 2016. Semua akan tayang di Perancis dan sekitarnya dalam 40 episode destinasi seluruh Asia. Dari 40 episode tadi, Indonesia mendapat porsi terbanyak. Jumlahnya mencapai 15 episode.
Menpar Arief Yahya menyambut gembira semakin banyak media dari berbagai negeri yang tertarik membuat liputan dengan objek destinasi pariwisata Indonesia.(*)