
MALANG – Pagi ini, Minggu, 4 September 2016, jangan kemana-mana! Ajak anak, istri, suami, orang tua, mertua, kawan, sahabat, tetangga, pacar, dan kerabat baik ke Malang, Jawa Timur. Saatnya nonton Malang Flower Carnival (MFC) 2016, sudah pasti serunya. Sejak kemarin, Panitia MFC benar-benar mempersiapkan diri untuk menyuguhkan karnaval kostum bunga yang paling special dan paling keren.
Satu hari menjelang event parade kostum bunga terbesar di Indonesia itu, seluruh kostum yang akan disuguhkan saat pelaksanaan MFC, hari ini sudah mulai dipertontonkan di geladi bersih. Ukurannya tak biasa. Masing-masing kostum dirakit dengan tinggi 3,5 meter hingga 4 meter, dengan lebar 3 meter. “Keren! Selamat bercarnaval,” kata Menpar Arief Yahya mengapresiasi spirit Kera Ngalam dalam event pawai itu.
“Khusus untuk tim MFC, pembuatannya melibatkan dosen dan mahasiswa Tata Busana Universitas Negeri Malang. Timnya banyak, karena proses pembuatannya butuh ketelitian,” terang Agus Sunandar, Presiden Malang Flower Carnival, Sabtu (3/9), sehari sebelum pelaksanaan karnaval ini.
Karena butuh ketelitian tingkat dewa, persiapannya pun memakan waktu cukup lama. Untuk satu kostum, bisa menghabiskan waktu hingga dua minggu pengerjaan. Proses panjang ini memang harus dilakoni mengingat Sam Suga, sapaan Agus Sunandar, tak ingin kostum yang tampil terlihat biasa. Di MFC yang digelar 4 September 2016 itu, semuanya dirancang ekstrem. Semuanya out of frame.
Desainer-desainer yang memenangkan the best performances di parade budaya internasional Moskow. Best Perform di Taiwan, Best Tradisional Costume Hilo Green Ambassador 2014 serta Best National Costum di Kuala Lumpur Malaysia dipastikan all out mencurahkan seluruh kreasinya di MFC 2016. Kreasinya, dipastikan jauh lebih kreatif dari tahun sebelumnya. “Nanti akan ada banyak kostum yang dirakit setinggi 3,5 meter hingga 4 meter, dengan lebar 3 meter. Totalnya, ada 20 kostum MFC yang akan tampil di Jalan Ijen,” ungkap Sam Suga.
Dari 20 kostum yang sudah disiapkan MFC tersebut, yang bakal menjadi maskot adalah kostum dragon. Tinggi kostumnya kurang lebih empat meter dan lebar empat meter. ”Ini adalah yang terbesar yang kami siapkan,” kata dia.
Selain kostum dragon, kostum lainnya juga tak kalah glamornya. Dari mulai kostum bertema Reog dari Ponorogo, tema dari Madura, serta konsep nyala api sebagai simbol dari semangat untuk terus berkarya, dipastikan siap menghipnotis wisatawan yang datang ke Malang. ”Kami juga akan gunakan yang pernah kami bawa untuk pameran ke Moskow, Rusia, dan Berlin, Jerman,” kata dia.
Tak hanya desain yang tampil spektakuler, persaingan kualitas busana yang dipakai juga bakal lebih ketat. Maklum, pesertanya tidak saja datang dari Malang Raya. Ada juga yang datang dari Jember, Banyuwangi, Jepara, Maluku, dan Bali.
Keragaman kreasi busana tadi membuat antusiasme peserta ikut terkatrol naik. Satu hari menjelang even, kontingen asal Palu juga ikut mendaftar. Jumlah 150 peserta yang terdaftar terakhir kali pun dipastikan bakal bertambah. “Iya. Palu sudah mendaftar. Jumlahnya bisa lebih dari 150 peserta karena masih ada sekolah di Malang yang belum diinput. Biasanya pas hari H, akan banyak yang daftar lagi,” ungkap Yuyun Dwi Sayekti, koordinator MFC 2016.
Saat ini, peserta MFC 206 sudah mulai melatih koreografi. Selain dituntut bagus dalam bergaya, peserta juga harus memiliki fisik kuat. Maklum, kostum yang dibuat mempunyai berat rata-rata sekitar 15-20 kilogram. Bobotnya jauh lebih berat bila dibandingkan bobot tabung kosong gas elpiji 12 kg. ”Saat ini semua peserta sedang latihan koreo untuk adaptasi dengan kostum. Mudah-mudahan lancar hingga akhir acara,” terang Yuyun. (*)